Postingan

Selamat Malam, 2021

 Intro apa ya yang paling pas buat membuka narasi tentang 2021 di satu jam terakhir 2021? - Tahun ini bener-bener kembali ke zona nyaman, mengedepankan keamanan karena.. yakali mau diluaran padahal covid masih gila-gilaan? Satu tahun penuh mencoba jadi freelancer karena harus bagi waktu sama satu project hidup. Tahun ini, bener-bener slowing down the pace, menikmati jeda yang kayaknya 12 tahun belakangan ngga bisa dirasain. Dan ternyata, seru juga. Seru bisa ngelakuin semua yang pengen dilakuin di waktu luang. Seru bisa ngerasain rasanya jadi penikmat konten, "hari ini nonton apa ya, besok lanjut baca deh, oh iya belum cek ini, oh ini lagi tren". Seru karena ada jeda setelah bertahun-tahun bergumul dengan content planning, haha. Tahun ini, nangisnya ada sih. Bukan nangis yang berduka atau kecewa, lebih kearah nangis bareng diri sendiri. Nangis pas ketemu sama satu hal yang baru dipahami tentang diri sendiri. Nangis ketika sadar ada yang bisa diambil maknanya dari apapun yang

Tentang Malam di Jakarta

Awalnya tulisan ini mau bercerita tentang ide menjadi figur publik kaya raya yang bisa ngapain aja termasuk berbuat baik ke sekitar. Seakan cara menjadi kaya hanyalah dengan jadi terkenal. Koreksi, bukan sekedar terkenal tapi jadi selebriti, artis, penyanyi, name it . Muncul dari mana ide ini, coba tebak? "Rasane dadi artis ndek Jakarta iki wes pasti sukses yoh? Nek gak iso tuku omah gedhe, yo rabi karo pengusaha, enak uripe" -  Yaps, yang satu ini kalimat favorit pembuka obrolan tante tetangga setiap kali saya yang dari Jakarta pulang kampung.  (Eits tante, mau disclaimer dulu, saya ngga ngartis nih di Jakarta, kerja kantoran biasa, bidang seni sih namun bukan (atau mungkin belum) jadi seniman, baru jadi support system para seniman  desainer visual.) Mirisnya, begitu rata-rata pandangan orang luar Jakarta yang tinggal di daerah yang menyaksikan kehidupan Jakartans dari televisi. Jelas, yang jadi representasi ya para selebriti. Di batas sadar bahwa yang di layar kaca bisa jad

Expect the Unexpected, Katanya.

4 bulan pertama di tahun 2021 ternyata mengubah banyak sudut pandang yang rasa-rasanya tahun lalu mentok di situ situ aja. Kalau mau dikasi judul, expect the unexpected kayaknya cocok deh. Tahun ini, dibanding banyak meminta dengan skema lengkap sementara bumi kembali sehat aja belum tahu kapan, meminta tanpa syarat ternyata jadi lebih nyaman. Kalau dulu minta sama Tuhan seakan ngajuin proposal lengkap sampai timeline. "Tuhan, aku minta ini karena ini loh", wih latar belakang belasan paragraf jadi narasi pengantar di setiap sujud. "Tuhan, setelah ini aku mau ini ya", rencananya ada dari belasan abjad sampai turunan angka romawi. Padahal kalau dipikir, siapa kita mau ikut ngatur rencana Tuhan. Tahun ini, punya rencana fokus ke pemasaran, taunya Tuhan masih kasi tuh agenda berjibaku dengan social media, juga bersua dengan press release.  Tahun ini, tetiba punya banyak kenalan dari kesamaan interest. Nggak pernah diminta loh ini, dan semenyenangkan itu kembali punya te

Dari Dua Tahun Silam, Si Anak Magang Oren

Gambar
"Nostalgia sebentar yuk" - Eff di tahun 2018 seakan manggil buat nengok dulu bentar ke belakang.  Beberes file-file lama emang paling bisa ya sis buat bikin nostalgia, apalagi kalau yang di bongkar file hape lama, beuh folder screenshot jadi favorit biarpun agak eneg banyak sampahnya. Kali ini, jadi throwback ke tahun 2018, tahun yang ngeri ngeri sedep, (ngga deng!), alias tahun jadi anak magang Sovi! Ketemu beberapa file-file lama, skrinsyut report ke pak bos, chat chat koordinasi, bikin senyum-senyum terus pukpukin pundak sendiri: yaampun nduk udah tumbuh sejauh ini ya ternyata? Dua tahun lalu, dipasrahin kontakan sama berbagai vendor buat media placement, pas ada unexpected situation handlenya masih pake panik panik ajaib.  Mba vendor media: mba barusan ada info dari radio X, katanya adlibsnya gabisa english full  2018' Eff: Ha? gimana gimana mba? boleh tolong list dengan jelas ngga mba ketentuannya? Enaknya gimana ya mba (lah kocak, mbanya suru mikir, sangking uda pa